Minggu, 15 September 2013

SEMU

assalammualaikum:)
Namaku Annisa Linda Sartika. Mau tanya, Dewasa Itu Apa Sih? Di usiaku yang telah menginjak angka 17 th dan besok tanggal 18 September usiaku genap 18 th, masih bingung dengan kata dewasa. Dewasa itu semu untuk seorang remaja putri sepertiku. Aku yang terbiasa manja dengan semua orang, aku yang nggak boleh main jauh- jauh, aku yang bangun tidur dapat kecupan dan belaian sayang dari mama dan papa, aku yang kemana- mana diantar papa, aku yang bisa tersenyum dan bad mood kapanpun aku mau, aku yang suka diomelin sama guru karena nyapu nggak bersih. Aku merasa aku anak mami yang apa- apa harus ada mama dan sama mama. Aku belum menemukan apa itu dewasa? Aku juga masih suka nyeritain hal pribadi aku sama sembarang orang. Wajar nggak sih kalau di usiaku yang katanya sudah mencakup usia dewasa, tapi masih manja sana sini.
Orang dewasa itu gimana sih? Ada nggak sih orang dewasa yang nyeritain hal pribadi mereka sama orang lain? Yang manja sana sini?

Aku bisa bahagia, sebahagianya aku. Tak jarang aku menceritakan kebahagiaanku pada siapapun yang aku anggap mereka dekat baik denganku. Aku bebas tertawa terbahak- bahak menceritakan apapun yang memang itu bahagia menurutku. Tapi, tak sedikit pula mereka bengong mendengar cerita yang aku sampaikan. Hmm entah karena ceritaku tak menarik untuknya atau mereka yang memang tidak mau mendengar ceritaku. Bingung! Ketika sedihpun aku ceritakan tapi tak menyeluruh karena tak mungkin aku curahkan semuanya karena kesedihanku biasanya berawal dari hal- hal kecil yang sangat banyak. Tapi aku punya teman curhat yang selalu ada bersamaku setiap detik, ada Allah, mama, dan papa. Tak pernah sedetikpun aku tak bercerita pada mama dan papa.






Saat terjadi perbedaan, tak jarang aku diberi banyak pilihan yang harus aku tentukan sendiri menurut seleraku. Tapi, saat aku memilih satu diantaranya, aku ditanya apa sebabnya kamu memilih yang ini? Apa akibatnya nanti, jika pilihanmu salah? Bagaimana dampaknya untuk dirimu jika memilih ini?
Aku suka manja sama siapapun, sekalipun itu sama teman- temanku. Dulu aku pernah tanya mama”mama mama, kok icha nggak punya kakak sih? Kok malah punya adik? Icha kan mau punya kakak laki- laki, ma.” Mama menatap lembut padaku, entah lelucon atau apa yang keluar dari mulut mama”sini mama blender dulu kamu sama dede, nanti mama keluarin lagi, nah! Kamu punya deh kakak laki- laki.” Aku manyun dibuatnya. Makanya, aku suka manja sama teman laki- laki yang memang akrab denganku karena aku anggap mereka itu kakakku. Hal kecil setitikpun aku tak pernah lewatkan tanpa mereka, walaupun itu hanya info dari sebuah memo kecil. Buat mama dan papa, sudah nggak aneh jika aku menceritakan banyak teman laki- laki yang memberiku berbagai warna. Tapi, buat sebagian orang lain cerita. Aku merasa aman melewati moment dalam jengkal- jengkal kehidupanku, jika aku sedang bersama dengan teman laki- laki. Aku merasa terlindungi, aku merasa ada yang menjagaku jika aku jauh dari mama dan papa. Tapi, kadang mereka mengacuhkanku jika sedang asyik bersama teman- temannya. Kalau aku sudah diam sendiri, baru berhenti dan menyapaku. Mungkin ini mimpi yang tak akan terwujud, mempunyai seorang kakak laki- laki kandung yang selalu ada untukku. Yang bisa membimbing, mengawal belajarku, membantuku menyelesaikan tugas sekolah, menjagaku, menemaniku jika aku sedang sendiri, mengacaukan suasana nonton TVku, membuat aku marah dan tertawa, mengajakku keliling dunia dengan kejeniusannya. Innalillah, Nisa nggak ada kakak! Tapi, nggak rugi kok jadi anak manja yang nggak punya kakak, kalau bisa dapat manja dari semua orang dan punya segudang prestasi. hehehe. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tolong tinggalkan sepatah kata yah, terima kasih:)