Kamis, 26 September 2013

BROKEN HOME

Biasanya bangun tidur dapat senyuman hangat dari mama dan papa. Tapi, hari itu berubah menjadi hari baru yang membuat seorang anak tidak nyaman dalam lingkungan keluarga. Seorang anak segan berada di rumah, maunya keluyuran dan menggantungkan hidupnya hanya bersama sebaya di kolong langit. Tanpa campur tangan kedua orang tua. Seorang anak akan lebih senang berada di luar rumah, daripada di dalam rumah, apalagi jika bertemu dengan orang tuanya. Broken home mungkin sebutan untuk anak yang mengalami hal tersebut.
Perubahan semakin hari, semakin terlihat aneh. Ada banyak perubahan perilaku pada seorang anak yang broken home, misalnya awalnya si anak ceria dan selalu bersemangat dalam menjalani hari- harinya, seketika berubah menjadi murung dan tidak bersemangat dalam kesehariannya; biasanya si anak selalu dinomor satukan, sketika menjadi yang terbelakang; awalnya si anak selalu berprestasi, seketika menjadi drop drastic karena mengetahui permasalahan yang sedang dialami kedua orangtuanya; si anak yang biasanya betah di rumah, seketika bisa berubah menjadi anak yang nakal berangkat pagi- pulang pagi. Tetapi, orangtua tak pernah menyadari hal tersebut, mereka hanya bertengkar- bertengkar dan bertengkar. Saat mereka melihat gerak- gerik si anak, orang tua bertanya “kenapa kamu baru pulang jam segini?” si anak menjawab,”iya, tadi habis main kerumah teman, jadi pulangnya telat.” Tanggapan orang tua berbeda, si anak habis ketimpalan dan dimarahi. Lalu ketika si anak mendapat nilai jelek, orangtua dipanggil ke sekolah si anak, dan ditanya permasalahan kenapa nilai si anak bisa menurun, orang tua hanya menjawab “mungkin anak saya kurang konsentrasi belajarnya, bu” selalu kata tersebut yang diucapkan ketika dipanggil ke sekolah si anak, saat orang tua bertanya kembali pada si anak, si anak hanya tersenyum, padahal dalam hatinya hancur dan menangis. Tetapi, tak ada kata yang mampu si anak ucapkan.
Ada banyak peristiwa yang dialami seorang anak yang broken home. Tetapi, kewajiban dan kebutuhan seorang anak tak pernah terhapus. Si anak tetap mempunyai kewajiban untuk belajar, menghormati kedua orangtuanya, dan tetap ceria bagaimanapun suasana hatinya. Sedangkan, kebutuhannya/ haknya harus tetap terpenuhi untuk si anak yang diberikan seutuhnya oleh kedua orangtuanya. Hal ini memang sepele, tetapi besar maknanya buat seorang anak, apalagi untuk seorang anak yang mengalami hal tersebut. Semua anak yang mengalami broken home, cenderung terbelakang segalanya. Friend, lo boleh sedih, lo boleh murung dan putus asa tapi ingat untuk sekali saja lo boleh seperti itu, selebihnya lo harus bangkit dan berjuang sendiri walaupun (maaf) tanpa campur tangan orang tua lo. Lo harus buktikan kalo lo bisa lebih baik dalam keadaan lo yang sedang kalut tak menentu, lo juga harus bisa menyatukan kedua orangtua lo yang keadaanya sedang hancur. Lo harus bisa buktikan ke semua keluarga lo, kalo hubungan ortu dengan lo dan sudara- saudara lo itu harmonis tanpa masalah seberat ini. Keep smile buat kalian :)
Ada banyak cara untuk menyatukan keharmonisan orangtua dan anak. Gampang- gampang susah sih, tapi kalo dicoba nggak ada salahnya kok:
1.      Dekati ibu saat dia sedang asyik dalam menikmati sejuknya suasana sore, berikan kalimat menarik agar ibu tertarik sama kalimat yang diucapkan anaknya, jika ibu tidak mendengarkan ucapan kalian, terus lakukan setiap hari insyaallah lambat laun beliau mau menoleh kalian dan siap member tanggapan;
2.      Dekati ayah saat sedang sibuk dalam pekerjaannya, lakukan hal yang sama;
3.      Berikan hidangan manis yang bisa kamu sajikan dengan tanganmu sendiri, usahakan jangan beli, suapkan saat ,mereka berdiam diri di ruang keluarga;
4.      Buat lelucon agar keduanya bisa tertawa bersamaan, hingga malu sendiri;
5.      Hadiahkan nilai- nilai sekolahmu untuk keduanya, agar bisa tersenyum saat mereka pulang dari kantor;
6.      Cobalah jadi anak yang mandiri, sehingga membuat mereka semakin penasaran atas perubahan anaknya.

*Semoga bermakna, terima kasih*
ALINKA- JKT, 26.09.13’

Minggu, 15 September 2013

SEMU

assalammualaikum:)
Namaku Annisa Linda Sartika. Mau tanya, Dewasa Itu Apa Sih? Di usiaku yang telah menginjak angka 17 th dan besok tanggal 18 September usiaku genap 18 th, masih bingung dengan kata dewasa. Dewasa itu semu untuk seorang remaja putri sepertiku. Aku yang terbiasa manja dengan semua orang, aku yang nggak boleh main jauh- jauh, aku yang bangun tidur dapat kecupan dan belaian sayang dari mama dan papa, aku yang kemana- mana diantar papa, aku yang bisa tersenyum dan bad mood kapanpun aku mau, aku yang suka diomelin sama guru karena nyapu nggak bersih. Aku merasa aku anak mami yang apa- apa harus ada mama dan sama mama. Aku belum menemukan apa itu dewasa? Aku juga masih suka nyeritain hal pribadi aku sama sembarang orang. Wajar nggak sih kalau di usiaku yang katanya sudah mencakup usia dewasa, tapi masih manja sana sini.
Orang dewasa itu gimana sih? Ada nggak sih orang dewasa yang nyeritain hal pribadi mereka sama orang lain? Yang manja sana sini?

Aku bisa bahagia, sebahagianya aku. Tak jarang aku menceritakan kebahagiaanku pada siapapun yang aku anggap mereka dekat baik denganku. Aku bebas tertawa terbahak- bahak menceritakan apapun yang memang itu bahagia menurutku. Tapi, tak sedikit pula mereka bengong mendengar cerita yang aku sampaikan. Hmm entah karena ceritaku tak menarik untuknya atau mereka yang memang tidak mau mendengar ceritaku. Bingung! Ketika sedihpun aku ceritakan tapi tak menyeluruh karena tak mungkin aku curahkan semuanya karena kesedihanku biasanya berawal dari hal- hal kecil yang sangat banyak. Tapi aku punya teman curhat yang selalu ada bersamaku setiap detik, ada Allah, mama, dan papa. Tak pernah sedetikpun aku tak bercerita pada mama dan papa.






Saat terjadi perbedaan, tak jarang aku diberi banyak pilihan yang harus aku tentukan sendiri menurut seleraku. Tapi, saat aku memilih satu diantaranya, aku ditanya apa sebabnya kamu memilih yang ini? Apa akibatnya nanti, jika pilihanmu salah? Bagaimana dampaknya untuk dirimu jika memilih ini?
Aku suka manja sama siapapun, sekalipun itu sama teman- temanku. Dulu aku pernah tanya mama”mama mama, kok icha nggak punya kakak sih? Kok malah punya adik? Icha kan mau punya kakak laki- laki, ma.” Mama menatap lembut padaku, entah lelucon atau apa yang keluar dari mulut mama”sini mama blender dulu kamu sama dede, nanti mama keluarin lagi, nah! Kamu punya deh kakak laki- laki.” Aku manyun dibuatnya. Makanya, aku suka manja sama teman laki- laki yang memang akrab denganku karena aku anggap mereka itu kakakku. Hal kecil setitikpun aku tak pernah lewatkan tanpa mereka, walaupun itu hanya info dari sebuah memo kecil. Buat mama dan papa, sudah nggak aneh jika aku menceritakan banyak teman laki- laki yang memberiku berbagai warna. Tapi, buat sebagian orang lain cerita. Aku merasa aman melewati moment dalam jengkal- jengkal kehidupanku, jika aku sedang bersama dengan teman laki- laki. Aku merasa terlindungi, aku merasa ada yang menjagaku jika aku jauh dari mama dan papa. Tapi, kadang mereka mengacuhkanku jika sedang asyik bersama teman- temannya. Kalau aku sudah diam sendiri, baru berhenti dan menyapaku. Mungkin ini mimpi yang tak akan terwujud, mempunyai seorang kakak laki- laki kandung yang selalu ada untukku. Yang bisa membimbing, mengawal belajarku, membantuku menyelesaikan tugas sekolah, menjagaku, menemaniku jika aku sedang sendiri, mengacaukan suasana nonton TVku, membuat aku marah dan tertawa, mengajakku keliling dunia dengan kejeniusannya. Innalillah, Nisa nggak ada kakak! Tapi, nggak rugi kok jadi anak manja yang nggak punya kakak, kalau bisa dapat manja dari semua orang dan punya segudang prestasi. hehehe. 






Minggu, 01 September 2013

SANG PEMIMPI

assalammualaikum :)

Hai! Namaku, Annisa Linda Sartika, tapi banyak orang kenal dengan nama ALINKA. Aku suka bermajinasi. Yah, walaupun terkadang imajinasiku susah ditebak oleh orang lain hehehe =D oia, aku mau membuat serangkaian definisi dari judul blog milikku ini “SANG PEMIMPI” kira- kira kalian sudah tahu belum ya, maksud dari judul blogku ini? Kalau belum tahu, kita simak yuk!

Simak Judul
Aku membuat nama dengan judul tersebut karena satu alasan aku suka mimpi. Tidak sedikit orang berkata mimpi itu bunga tidur, wajar kalau orang tidur terus mimpi, bunga tidur itu tidak mungkin jadi kenyataan, dan tidak mungkin ada di kehidupan nyata. Tetapi, buat aku tidak ada yang tidak mungkin, semuanya mungkin terjadi dan itu pasti. Aku memang suka berimajinasi, tetapi buat aku mimpi bukan imajinasiku yang dibuat seolah- olah, tetapi ini adalah cermin kehidupanku yang Allah lukiskan dalam sepenggal kisah saat aku mati sejenak dalam pangkuan Sang Khaliq.

Ada beberapa kisah indah dalam lukisan Allah yang memang telah terjadi dalam kehidupanku, beberapa tahun dan beberapa bulan silam, diantaranya yaitu:
1.      Orang terkasihku aku lihat ada dalam bus sedang duduk bersama dengan sebayaku (perempuan).
2.      Aku diantar pulang sekolah oleh temanku.
3.      Aku ditinggalkan sendiri dalam satu ruang sunyi.
4.      Aku diberi senyuman termanis oleh orang terkasih.
5.      Aku diberi penghargaan menjadi juara kelas.
6.      Aku bisa meraih keinginanku menjadi siswa cerdas.
7.      Aku dikenal banyak orang.
8.      Aku dihadiahi ucapan manis.
9.      Aku sangat terpukul setelah diberi lambaian tangan oleh karibku dalam satu ruang sunyi dan gelap,           setelah sebelumnya bersama- sama.
10.  Dan masih banyak lagi.
Dan semua kisah indah dalam lukisan-Nya, menjadi kenyataan dalam kehidupanku. Aku suka menerka- nerka apa maksud dari semua kisah tersebut. Sampai saat ini aku masih belum bisa menyimpulkan seluruhnya, walaupun kisah indah tersebut sudah lewat massanya dan akupun telah menemukan jawaban puzzle-nya, tetapi puzzle itu belum lengkap kawan karena aku belum bisa menemukan keutuhan jawaban dari kisah-Nya.

Jati-Diri
Aku fikir ini adalah jejak awal menemukan jatidiri. Berkali- kali aku mendapat lukisan-Nya, beribu- ribu kali aku membuat definisi kehidupan yang terus aku putar dalam segelintir memoriku. Aku bahagia Allah swt memberiku kisah- kisah ini. Karena berkat-Nya aku dapat menyatukan puzzle sedikit demi sedikit. Aku buat rangkaian indah dalam aplikasi rahasia yang kubuat sendiri, aplikasi tersebut aku letakan dalam segelintir folder- folder memoriku. Aku susun sedemikian rupa, satu per satu aku pasangkan potongan puzzle tersebut. Saat susunannya mulai terlihat aku tambahkan ukiran- ukiran dalam setiap episodenya. Aku rangkai lagi, terus dan terus hingga menjadi sebuah kisah indah yang dapat aku putar saat aku sedang merasakan kesunyian yang amat dalam.
Kabel- kabel itu terus memancarkan energi positif, aku kadang merasakan senang yang amat sangat dalam, perasaan itu aku alirkan terus hingga tempat yang paling rendah. Aku bagikan rasa senang itu kepada orang- orang yang hadir dalam kehidupanku. Satu senyuman dari mereka saja aku terima dengan senang hati. Momen ini adalah momen yang paling berharga untukku karena aku bisa merasakan hidup yang sesungguhnya (menghargai dan dihargai). Tetapi, saat kabel- kabel itu mulai mengendur, saat itulah kerapuhan mulai terjadi. Wajah seceria apapun tak bisa aku tembus dengan energy yang senada. Tawa lepas yang terlontar bagaikan suara setan yang mencabik imajinasiku untuk membenci apapun yang ada dihadapanku. Saat itulah a’udzubillah himinnasyaiton’nirrodjim. Kemudian aku putar lagi kisah- kisah-Nya hingga perasaan ini bisa stabil menyeluruh, aku cari kesibukan tersendiri agar energiku terus berputar searah dan senada, aku lukiskan potongan setengah lingkaran dengan mata berbinar bahagia untuk siapapun yang berpapasan dan ada di hadapanku, aku sapa mereka dengan sejuta kebahagiaan yang aku miliki, aku alirkan rasa senangku menjadi sebuah jiwa solidaritas tinggi yang khas aku miliki. Aku bahagia mereka menerimaku dengan sepenuh hati.

Satu Cinta Kecil dari Allah swt
“Nisa, selamat ya!” ucap kedua sebayaku. Selamat untuk apa? Gumamku heran dengan tatapan kosong. “eh! Iya, terima kasih :)” aku dengan polosnya main ngeluyur tanpa nanya langsung, ucapan selamat untuk apa. Aku tinggalkan kedua sebayaku dengan berjalan menyusuri halaman sekolah yang saat itu sedang amat sangat panas, bising kendaraan memekakan telingaku. Tawa, tangis haru menyelimutiku. Aku tak menyangka di dalam keadaan yang terdesak- sesak aku bisa meraih semuanya. Tugasku usai detik itu dan aku bisa meraih keduanya bersamaan, Juara III dalam kelas, mendapat predikat Peserta PRAKERIN terbaik di kantor, keberadaanku diakui seluruhnya. Masyaallah, jazakallah khairan katsiran.

Ini satu kisah nyata dalam imajinasiku, baca dengan focus kalian simpulkan sendiri, ya. Terima kasih :) wassalam ..

Oia, jangan berhenti bermimpi ya, karena HIDUP BERAWAL DARI MIMPI. Ayo! Ciptakan New Dreamer (Sang Pemimpi) baru!